Seo Services

Filsafat Agama

PENGERTIAN FILSAFAT AGAMA

Falsafat berasal dari kata Yunani yang tersusun dari dua kata: philein dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat atau kebenaran. Jadi “philosophia” berarti “cinta kebenaran”, tetapi Orang Arab memindahkan kata Yunani philosophia kedalam bahasa mereka denan menyesuaikannya dengan tabi’at susunan kata-kata Arab, yaitu falsafat dengan pola fa’lala, fa’lalah, dan fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa seharusnya falsafah dan filsaf.
Definisi Falsafah bermacam-macam, diantaranya:
  • Pengetahuan tentang hikmah,
  • Pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar,
  • Mencari kebenaran,
  • Membahas dasar-dasar dari apa-apa yang dibahas,
  • Dan lain-lain.
Tetapi intisari falsafah:
Berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi,dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai kedasar-dasar persoalan.

Dengan demikian falsafat agama mengandung arti:
Berfikir tentang dasar-dasar agama menurut logika dan bebas.
Pemikiran yang dimaksud bisa mengambil dua bentuk:
a. Membahas dasar-dasar Agama secara analisis dan leritis tanpa terlihat pada
ajaran-ajaran Agama dan tanpa ada tujuan untuk menyatakan kebenaran suatu Agama.
b. Membahas dasar-dasar Agama secara analitis dan kritik, dengan maksud untuk
menyatakan kebenaran ajaran-ajaran Agama, atau sekurang-kurangnya untuk menjelaskan bahwa apa yang diajarkan Agama tidaklah mustahil dan tidak bertentangan dengan logika.
Falsafah Agama, dalam pembahasan ini yang dipentingkan ialah berfikir tentang dasar-dasar Agama, mencoba memahami dasar-dasar itu menurut logika dan dengan demikia dapat memberikan penjelasa uang dapat diterima akal kepada orang-orang yang tak percaya pada wahyu dan hanya berpegang pada pendapat akal. Kepahaman berdasar pada logika dan memberi kepuasan pada perasaan. Tetapi begitupun “Pendekatan Rasional” tentang Agama dapat mempertebal keimanan.


EPISTEMOLOGI

Episteme berarti pengetahuan dan epistemology ialah ilmu yang membahas apa itu pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Dan bagaimana cara memperoleh pangetahuan. Pengetahuan pada hakekatnya adalah keadaan mental (mental state). Ada dua teori mengenal hakekat pengetahuan yaitu satu “realisme” yakni mempunyai pandang yang realistis terhadap dunia. Teori yang kedua disebut “Idealisme” berpendapat bahwa mempunyai gambaran yang benar-benar tepat dan sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Ada pula dua teori tentang jalan memperoleh pengetahuan. Pertama disebut “empirisme” menurut teori ini pengetahuan diperoleh dengan panca indra. Teori kedua disebut “rasionalisme” mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dari perantara akal dengan dibantu panca indra. Namun akallah yang menghubungkan data yang satu dengan yang lain.
Dari kempt teori diatas, tersusun pula teori-teori berikut:
a. Realisme Empiris: pengetahuan diperoleh dengan panca indra teori ini mempunyai kelemahan terhadap kritik bahwa panca indra terkadang berbohong.
b. Idealisme Rasional: pengetahuan diperoleh dengan akal dan panca indra tapi tidak memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hakekat.
c. Realisme Rasional: pengetauan diperoleh dengan akal dan panca indra, kebenaran disinipun tidak mutlak, tapi kebenaran yang dekat pada hakekat, yaitu menurut kesanggupan tertinggi dari akal dalam mendekati hakekat itu.

BAB III
PENGETAHUAN AGAMA

Pengetahuan-pengetahuan dalam bidang keagamaan, bukan melalui berdasar wahyu. Sebagai halnya dengan pengetahuan dalam lapangan Ilmiah, pengetahuan Agama juga diperoleh dengan mempergunakan bukti-bukti histories, argument-argumen rasional dan pengalaman pribadi.
1. Bukti-bukti Historis.
Dalam lapangan ilmu pengetahuan, pengetahuan tentang adanya Aristoteles, Plato
dan sebagainya dan pengetahuan tentang falsafat mereka masing-masing diperoleh dari buku-buku yang menurut keterengan adalh tulisan mereka. Apakah buktinya bahwa orang yang bernama Aristoteles atau Plato betul dan dan benar ada di Abad ke-5 dan ke-4 sebelum Nabi Isa? Dan apa buktinya bahwa buku-buku yang disebut itu adalah karangan mereka? Karena ada tradisi turun temurun mulai hari sesudah matinya kedua filosof itu sampai kemasa kita ini yang mengatakan demikian dan sebelum ada suara yang menentang kebenaran tradisi ini demikian pula dalm Agama, pengetahuan tentang budha, tentang Nabi-nabi seperti Isa, Musa, dan Muhammad SAW diperoleh dari tradisi ini diperkuat oleh bukti-bukti histories yang dimaksud umpamanya keterangan-keterangan penulis sejarah yang diakui keahlian dan dipercayai kebanaran uraiannya tentang pribadi., tersebut dan sejarah itu ditulis dizaman mereka masih hidup atau tidak lama sesudah zaman mereka.
Kalau tak ada bukti-bukti histories, adanya figure yang bersangkutan diragukan. Mengenai Nabi Muhammad umpamanya, sebelum ada keterangan suara yang mengatakan bahwa wujud beliau dalam sejarah diragukan, sejarah Nabi Muhammad SAW jelas. Buku suci yang ditinggalkannya ada, dan kata-katanya dicatat (Hadits yang rentetan rowinya dengan jelas disebut satu persatu). Sebalik mengenai sebahagiaan Nabi-nabi lain telah kedengaran suara-suara yang bertanya “ betulkah mereka mempunyai wujud dalam sejarah? Tidakkah mereka berwujud hanya dalam hayal?”
2. Argumen-Argumen Nasional
Juga Agama mempergunakan Argumen-Argumen Nasional dalam memperoleh pengetahuan-pengetahuan Agama, terutama tentang wujud Tuhan, hidup sesudah mati, kekekalan hidup Manusia dan sebagainya. Tidak benar tuduhan yang mengatakan bahwa pengetahuan keagamaan hanya berdasar pada wahyu dan tradisi.
3. Pengalaman Pribadi.
Kalau Ilmu pengetahuan mempergunakan experiment, juga dalam lapangan Agama terdapat experimen yang merupakan pengalaman pribadi, terutam dalam lapangan pengetahuan tentang adanya Tuhan. pengalaman ini terutama terdapat dalam kalangan mistik yang dengan latihan tertentu dapat mempertajam kekuatan rohani mereka sehingga mereka dapat melihat Tuhan dengan hati nurani mereka, dan dapat berkomunikasi dengan Tuhan .
Kalau kita kembali kelapangan Ilmu Pengetahuan yang mengadakan experiment atau pengalaman disana bukan semua orang tetapi hanya sejumlah orang ahli-ahli, dan pengalaman mereka ini mereka terangkan dalam karangan-karangan dan orang lain percaya kepada keterangan-keterangan mereka selama tidak bertentangan dengan logika.

WAHYU DAN AL-QUR`AN BENAR WAHYU


Wahyu ialah kebenaran yang langsung disampaikan Tuhan kepada salah seorang hamba-Nya. Wahyu merupakan dasar bagi pengetahuan agama. Dan wahyu terjadi karena adanya komunikasi antara Tuhan dan Manusia. Dalam falsafat Tuhan itu disebut Mind akal, maka Manusia tidak mustahil dapat berkomunikasi dengan Tuhan.
Dengan demikian tidaklah mustahil bahwa daya berfikir manusia dapat berkomunikasi dengan daya berfikir Tuhan . kalau ini tidak mustahil maka wahyu tidak pula mustahil.
Ada keterangan-keterangan yang membuktikan kebenaran al-Qur`an sebagi wahyu, adalah:
a. Dalam surat al-Baqarah ayat 23-24 menerangkan keadaan al-Qur`an tak dapat ditiru oleh manusia.
b. Gaya dan bahasa al-Qur`an tidak ada yang dapat menandingi, meskipun dengan hadist-hadist Nabi yang kedua isinya sama-sama dari Allah.
c. Ramalan-ramalan yang ada dalam al-Qur`an selalu tepat, seperti pada surat Ar-Ruum ayat: 2-4.


KONSEP-KONSEP KETUHANAN
Ada beberapa konsep ketuhanan yaitu:
DINAMISME
“Dinamisme” berasal dari kata yunani dynamis atau kekuatan. Masyarakat primitive percaya bahwa setiap benda mempunyai kekuatan batin, masyarakat primitive memberikan berbagai nama pada kekuatan batin yang misterius ini. Orang Melanesia ini menyebutnya “mana” orang jepang “kami” orang India “bari”, “sakti” dan sebagainya orang Pigmi di Afrika “oudah” dan orang Indian Amerika “wakan”, “orenda”dan “maniti” dalam Ilmu sejarah agama dan ilmu perbandingan agama kekuatan batin ini disebut mana dalam bahasa Indonesia “tuah”
Mana mempunyai lima sifat:
 Mana mempunyai kekuatan; kekuatan itu tidak kelihatan tapi hany efeknya yang dapat dirasakan.
 Mana tak dapat dilihat; bersifat ghoib.
 Mana tidak mempunyai tempat yang tetap; dapat berpindah-pindah dan ada dimana-mana.
 Mana mempunyai fek yng baikd dan buruk.
 Man terkadang dapat dikontrol terkadang tidak dapat dikontrol.
ANIMISME
“Animisme” adalah faham dimana semua benda baik bernyawa atau tidak pasti mempunyai roh. Yang berasal dari kata latin “anima” artinya jiwa. Roh tersebut tersusun dari suatu zat atau materi yang halus sekali yang juga mempunyai kekuatan kehendak. Serta bisa senang dan marah. Oleh karena itu keridhoannya dicari agar tidak marah dengan cara memberi ia makan dan pesta-pesta khusus. Dalam ahli ini dukun dan ahli sihirlah yang dapat mengontrol roh-roh tersebut. Roh-roh tersebut dapat mengambil tempat dalam fetish, fetish bisa berbentuk batu, kotak, gigi binatang atau patung-patung yang dihargai, dihormati dan disembah.
POLITEISME
“Politeisme” menyembah banyak Tuhan, dalam faham ini yang dijadikan Tuhan adalah dewa-dewa yang lebih tinggi dan mulia dari pada roh-roh menurut faham ini dewa-dewa tersebut dulunya juga roh-roh yang mengalami peningkatan meskipun banyak dewa, tetapi faham politeisme ini memperkecil jumlah-roh-roh. Dan politiesme memberi bentuk dan sifat yang lebih jelas dari pada faham animisme. Di Mesir purbakalatiap-tiap daerah mempunyai dewanya sendiri. Ra adalah dewa heliopolis, Amon dewa dari Thebes, Osiris dewa dari Delta, Ptah dewa dari Memphis. Dalam agama Veda mempunyai tiga dewa yaitu Indra (kekuatan ganas alam ), Varouna (dewa ketertiban dalam alam), Mithra (dewa cahaya). Dan ada pula dewa yang lebih utama dari pada dewa lainnya, misalnya dewa Zeus dalam agam Yunani, Jupiter dalam agam Roma dan dewa Amon di Mesir. Perbedaan antara seorang monoteis dan seorang polities bukan hanya terletak pada fam satu dan banyaknya Tuhan , tpi juga pada bentuk dan sifat kepercayaan masing-masing. Seorang monoteis, kalau melihat sesuatu yang aneh, ia berkata: “alangkah hebatnya” (Islam: masyaa ‘Allah). Tetapi seorang polities akan berkata: “oh dewa baru”.
HENOTEISME
Henoteisme faham dimana suatu agama mempercayai satu Tuhan, tetapi juga tidak mengingkari adanya Tuhan –Tuhan bagi agama lain.
Faham seperti ini terjadi dibangsa Yahudi Hebrew yang dipakai untuk Tuhan pada mulanya ialah jama’ dari kata ‘eloh’ yaitu ‘elohim’ Akhiran im dalam bahasa Hebrew mennjukkan banyak (syemo-yim, ma-yim, dan ha-yim). Tiap kabilah mempunyai “eloh” sendiri. Kemudian tuba suatu masa muncul “yahwah”, elah dari bukit Sira’ yang menjadi elah tinggal bagi masyarakat Yahudi eloh-eloh yang lain tidak diakui lagi Yohwe menjadi Tuhan Nasional Yahudi, tetapi belum.
MONOTEISME
Monoteisme faham yang mempercayai satu Tuhan yang wajib diagungkan dan disembah. Dalam masyarakat Yahudi henoteisme mulai meningkat menjadi monoteisme pada abad ke-8 sebelum Nabi Isa, saat Israel memperoleh kemenangan, Yahudi dipandang sebagai satu-satunya Tuhan semesta alam Yesaya 4 4/6 menatakan

“Aku yang pertama dan aku yang terakhir, tiada Tuhan selain dariku”.
Syema yaitu syahadat dalam agama yahudi yang berbunti: “Sjema Jisrael, Jahwe Elohenu, Jahwe Echod. Pada abad ke-14 SM., raja Fir’aun Amenhotep IV, mengambil atom sebagai Tuhan seluruh alam dan manusia.
DEISME
Monoteisme bisa berbentuk Deisme atau Teisme. Deisme berasal dari kata latin Deus yang berarti Tuhan . faham ini berpendapat bahwa setelah menciptakan seluruh alam semesta. Tuhan berada jauh dari alam dan tidak memperhatikan alam lagi. Alam berjalan dengan peraturan-peraturan yang sempurna dengan tidak dapat berubah. Faham ini timbul pada abad ke-17yang berasal dari falsafat Newton (1642-1727)
PANTEISME
Faham ini berpendapat bahwa seluruh kosmos (alam) adalah Tuhan dan segala isi dan penghuni alam adalh bagian dari Tuhan.
Dalam faham ini Tuhan adalah immonent yaitu berada dalam alam ini. Dalm Panteisme Tuhan hanya satu dan tak berubah. Alam panca indra yang merupakan bagian dari Tuhan ini adalah ilusi atau khayal belaka.
TEISME
Faham ini dsam deisme dan sefaham dengan panteisme yaitu meskipun jauh dengan alam tapi sebenarnya dekat dengan alam. Faham ini berpendapat bahwa Tuhan setelah menciptakan alam, alam masih tetap berhajat kepada-Nya, alam berjalan menurut kehendak mutlak Tuhan.
NATURALISME
Faham ini berpendapat bahwa alam semesta ini berdiri-sendiri, serba sempurna an berjalan menurut sifat-sifat alam itu sendiri yaitu menurut hukum sebab dan musabab. Alam tidak berasal dan tidak bergantung pada kekuatan ghaib. Faham ini muncul setelah ilmu pengetahuan alam semakin maju.
ATEISME
Faham ini tidak mempercayai adanya Tuhan dikarenakan adanya alasan-alasan tertentu misalnya: Jika Tuhan itu ada mengapa tidak nampak, mengapa harus ada kejahatan yang mengacaukan dunia dimana Tuhan yang bersifat Maha Baik, dan alasan-alasan lain. Faham ini berpendapat bahwaalam muncul dengan sendirinya dan beredar menurut peraturan-peraturan yanga ada dalam dirinya.
AGNOTESISME
Faham ini mempunyai keragu-raguan tentang adanya Tuhan dan mengatakan bahwa manusia tak sanggup dan tak bisa memperoleh pengetahuan tentang Tuhan . kata Agnostik ini diciptakan oleh Thomas Henry Hexley (1925-1895), sebagai lawan dari kata ‘Gnastic’.






PERKEMBANGAN FAHAM KETUHANAN DALAM MASYARAKAT ARAB JAHILIYAH


Masyarakat Arab jahiliyah pada saat itu menganut faham animisme mereka percaya bahwa segala yang ada disekelilingnya mempunyai roh. Bukit Sofa dan Marwah merupakan dua bukit yang dimuliakan dan dijadikan tempat beribadah. Bagi Quraiys patung Hubel adalah patung yang dimuliakan dan bertempat di Ka’bah patung ini dianggap sebagai dewa pembawa rizki yang dibuat dari batu akik dan berbentuk manusia. Al’uzza adalah tiga pohon kayu yang merupakan dewa musim dingin dan al-Lata, batu putih empat persegi sebagai dewa musim panas. Monata sebagai nasib, Wodd dewa cinta, Yoghut (berbentuk singa), Ya’qub (berbentuk kuda), Nasr (celong, sua’ (perempuan, Al-Jalsad di hodramaut, monaf, mohrub, dan sebagainya dari patung-patung tersebut kemudian dipandang ada tiga yang paling berkuasa, yaitu Al-Lata, Al-‘Uzza, dan Manah.


ARGUMEN ONTOLOGIS
Falsafah Agama memajukan beberapa argumen atau dalil tentang adanya Tuhan. Salah-satu diantara argumen-argumen tradisional yang diberikan falsafah Agama ialah argument Ontologis (Ontos: sesuatu yang berwujud, Ontologi: teori tentang wujud tentang hakekat yang ada).
Argumen Ontologis dimajukan buat pertama sekali oleh Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Tiap-tiap yang ada dialam nyata ini menurut Plato mesti ada idenya. Yang dimaksudnya dengan idea ialah definisi atau konsep universi dari tiap sesuatu.
Manusia juga mempunyai idea, idea manusia adalah badan hidup yang kita kenal dan yang bisa berfikir ini. Dengan kata lain maka manusia ialah hayawan natiq ( ) atau binatang berfikir.
Demikianlah tiap sesuatu dalam mempunyai idea, dan idea inilah yang merupakan hakekat sesuatu itu, Idea inilah yang menjadi dasar wujud sesuatu itu. Idea-idea berada dalam alam tersendiri yaitu alam ide. Alam ide berada diluar alam nyata ini ide-ide itu kekal dan benda-benda yang kita lihat dialam nyata dan senantiasa berubah ini bukanlah hakekat, tetapi hanya bayangan, copy atau gambaran dan ide-idenya.
Ide-ide bukan bercerai berai dengan tak ada hubungan satu sama lain, tetapi semuanya bersatu dalam ide tertinggi yang duberi nama Ide kebaikan atau The Absolute Good yaitu yang mutlak baik adalah sumber, tujuan dan sebab dari segala yang ada.
Yang mutlak baik itu disebut juga Tuhan. Dengan teori Ide ini Plato mencoba membuktikan bahwa alam bersumber pada sesuatu kekuatan gaib yang bernama The Absolute atau yang mutlak baik.
Argumen Ontologis kedua dimajukan oleh St. Augustine (354-430 M), menurut St. Augustine manusia mengetahui dari pengalamannya dalam hidup bahwa dalam alam ini ada kebenaran. Dengan kata lain manusia mengetahui bahwa diatasnya masih ada suatu kebenaran tetap, kebenaran yang tak berubah-ubah. Kebenaran tetap dan tak berubah-ubah inilah yang menjadi sumber dan cahaya bagi akal dalam usaha mengetahui apa yang benar. Kebenaran tetap dan kekal itu merupakan kebenaran mutlak dan kebenaran mutlak inilah yang disebut Tuhan.
Argumen Ontologis ketiga ditimbulkan oleh St. Anselm dari Canterbury (1033-1109 M). Ia lahir di Italia dan pada tahun 1093 menjadi uskup agung di Canterbury. Ia memikirkan sesuatu yang melebihi sesuatu, yang kebesarannya tidak dapat dilebihi dan diatasi oleh segala yang ada.
Sesuatu yang Maha besar dan Maha sempurna itu ialah Tuhan dank arena sesuatu yang besar dan tersempurna tak boleh tidak mesti mempunyai wujud, maka Tuhan mesti mempunyai wujud, Tuhan mesti ada
Rene Descartes (seorang filosof prancis 1598-1650) mengambil perumpamaan adanya zat yang Maha besar dan Maha sempurna dari ilmu pasti. Ia katanya dapat membayangkan sesuatu segitiga yang tak mempunyai wujud pada hakekatnya umpamanya jumlah ketiga sudutnya sama dengan 180 derajat dan bahwa garis terpanjang dari ketiga garisnya terletak bertentangn dengan sujud terbesar. Sebagaimana sifat-sifat ini terkandung dalam zat Maha sempurna dan Maha besar yang dibayangkan St. Anselm tadi. Dengan kata lain jika sifat tersebut tak boleh tidak mesti ada dalam segitiga yang dibayang kan itu, demikian pula wujud tak boleh tidak mesti ada dalam zat terbesar dan tersempurna yang dibayangkan itu.
Argumen Ontologis ini mendapatkan tantangan. Manusia dapat membayangkan sesuatu Negara yang tersempurna yang merupakan surga dunia tetapi gambaran yang ada dalam otak manusia tidak memastikan adanya Negara surga itu dalam hakekat. Menurut Anselm bahwa semua gambaran yany serupa berlaku bagi semua hal kecuali satu hal, yaitu yang berhubungan dengan Tuhan.
Tetapi zat yang Mahga sempurna dan Maha besar sebagai zat yang lebih sempurna dan lebih besar dari segala yang ada meski mempunyau wujud. Argument ini juga mendapatkan tantangan dari Inmanuel kant (1729-1804) seorang filosof jerman. Menurut Kant ditambahkannya wujud kepada konsep tentang sesuatu tidak membawa hal baru bagi konsep itu, dengan kata lain konsep tentang kursi bayangan atau konsep tentang kursi yang mempunyai wujud tidak ada perbedaannya. Konsep tentang zat Maha besar dengan demikian tidak mengharuskan adanya zat Maha besar itu. Konsep sesuatu yang terbesar sebagai konsep sudah sempurna sungguhpunkonsep itu tak mempunyai wujud pada hakekatnya.

ARGUMEN KOSMOLOGIS
Argumen ini disebut juga argument sebab-musabab yang dengan kata lain ala mini ada, karena ada zat yang menciptakannya. Argument ini berasal dari Aristoteles (384-322 SM), murid Plato. Aristoteles berpendapat bahwa tiap benda yang dapat ditangkap dengan panca indra mempunyai materi dan bentuk. Materi dan selamanya satu karena bentuk adalah hakekat sesuatu yang kekal tetapi dalam panca indra terdapat perubahan maka yang dasar itu disebut materi, materi berubah tetapi bentuk kekal.
Antara bentuk dan materi ada hubungan gerak, yang mengerakkan ialah bentuk dan yang digerakkan ialah materi. Gerak ini pun bersiafat kekal sebagaimana materi dan bentuk. Disini ada istilah penggerak utama yaitu yang tak bergerak dan tak bersifat materi, tapi mempunyai bentuk yaitu akal. Akal ini sempurna dan tak berhajat pada yang lain bahan pemikirannya adalah dirinya sendiri. Akal inilah Tuhan, tapi Tuhan dalam faham ini ak mempunyai sifat pencipta alam.
 Al-Kindi (796-873)
Segaal yang terjadi dialam ini tak mempunyai hubungan sebab-akaibat, yang puncaknya kepada sebab pertama yaitu Allah Pencipta Alam.
 Al-faribi (872-950)
Alam bersifat mumkin wujutnya yang berhajat pada suatu zat yang ada bersifat kekal wujudnya, rentetan sebab-musabab itu mempunyai kesudahan kepada zat yang bersifat wajib dan tak berhajat lagi, yaitu Allah.
 Ibnu Sina (980-1037)
Ibnu sina membagi wujud dalam tiga macam: wujud mustahil (Mumtani’), wujud mungkin (mumkin) dan wujud pasti (wajib).
Disamping wujud segala sesuatu mempunyai esensi (mahiah) tapi wujudlah yang lebih penting, karena wujudlah yang membuat mahiah. Mahiah terdapat dalam pikiran atau akal sedang wujud ada dalam alam nyata.

Mumtami’ adalah mahiah yang tak berwujud dialam nyata. Mumkin adalah
mahiah yang berwujud dan tak berwujud seperti mahluk hidup.wajib adalah mahiah yang tak dapat dipisahkan dari wujudnya, yaitu Tuhan. Mahiah-Nya.
 Thomas Aquinas (1225-1274)
Tuhan berada dalam perenungan diri-Nya, yaitu mengetahui dirinya sendiri, mengetahui seluruh alam sampai keperinciannya Tuhan bukan sebab pertama saja.

ARGUMEN TELEOLOGIS
Telos berarti tujuan ; teleologis berarti serba tuju, artinya dalam keseluruhannya alam berevolusi dan berdar kepada satu tujuan tertentu. Bagian-bagian dari ala mini mempunyai hubungan yang erat dan bekerja sama untuk satu tujuan tertentu. Tujuannya adalah untuk kebaikan dunia, dan manusialah mahluk yang paling tertinggi, karena ia mempunyai akal kebahagiaan didunia ini dapat tercapai jika manusia mempunyai moral yang tinggi.
Pada waktu dua atau tiga tahun yang lalu yang mempunyai hak dan dipandang warga dalam suatu Negara ialah orang ahli Negara itu, orang asing tidak mempunyai hak dan dianggap rendah. Setelah Islam datang perbedaan tidak ada lagi, bahkan antara Islam dengan Non Islam tidak ada perbedaan prinsipil. Oleh karena itu ahli sejarah perkembangan akhlak berpendapat bahwa dalam soal moral umat manusia mengalami evolusi yang akan berjalan terus. Kesimpulannya menurut argument Teleologis ini alam mempunyai tujuan dalam evolusinya alam sendiri tidak bisa menentukan tujuan, yang menentuka adalah suatu zat yang lebih tinggi di alam sendiri, yaitu Tuhan .

ARGUMEN MORAL
Argumen moral ini banyak dihubungkan dengan nama Immanuel kant (1724-1804). Menurut pendapatnya argument inilah yang benar-benar membawa kepada keyakinan. Kant berpendapat bahwa manusi mempuyai perasan moral yang tertanam dalam jiwa dan hatinya. Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajiban untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan jelek. Dari pengalaman didunia perbuatan baik tidak selamanya membawa kepada kebaikan dan perbuatan jelek tidak selamanya mendapatkan hukuman. Ringkasnya perintah untuk berbuat baik dan menjauhi yang jelek itu merupakan perintah yang mutlak dari zat yang tahu akan baik dan buruk. Zat inilah yang disebut Tuhan .

KEABADIAN PRIBADI / HIDUP SESUDAH MATI
Faham keabadian bukannya hanya dalam kerohanian saja tetapi juga dalam lapangan biologis. Mental, fisik, akal dan jenis merupakan keabadian. Yang dimaksud keabadian agama adalah keabadian pribadi, meskipun seseorang telah mati,, tubuhnya hancur akan tetapi kepribadiannya masih hidup yang akan menjumpai Tuhannya. Kepribadian ini disebut roh, nafs, jiwa, akal, soul dan sebagainya.
Menurut pengetahuan modern kepribadian berpusat pada otak manusia. Jika manusia mati otak berhenti berfungsi dan kepribadian akan lenyap. Tapi hipotesa ini tidak mempunyai bukti bahwa benar atau salah. Kesimpulan ini membuktikan bahwa ilmu pengetahuan belum bisa membuktikan bahwa kepribadian manusia itu hancur dengan matinya manusia. Dasar inilah yang dipegang filsafat agama untuk memperkuat bahwa manusia akan terus hidup, sungguhpun badannya telah mati.




KONSEP ROH DALAM FALSAFAT YUNANI
 Anaximenes, roh adalah udara yang halus sekali, roh inilah yang memelihara keutuhan badan, badanakan hancur dengan perlahan-lahan.
 Heraclitus, mengatakan roh manusia tersusun dari api yang halus sekali. Bila bertambah kering api itu maka akan bertambah tinggi derajatnya roh, dan bertambah basah api itu, bertambah rendah derajat roh.
 Demokritus, mengatakan roh tersusun dari atom yang sangat halun dan bersih, berbentuk bundar dan licin, dan tersebar diseluruh badan manusia. Setelah manusia itu mati maka roh itu tersebar keudara.
 Plato, membagi wujud menjadi dua yaitu alam materi dan alam ideal. Roh berada dalam alam ideal kemudian masuk kebadan manusia (alam materi) yang kemudian menjadi dasar dan gaya untuk gerak. Setelah bersatu dengan badan roh mempunyai tiga bagian: (1) bagian yang mempunyai nafsu yang bertempat diperut, (2). Bagian yang mempunyai sifat keberanian yang bertempat didada dan (3). Bagian rasional yang berfungsi berfikir yang bertempat dikepala.
 Aristoteles, berpendapat bahwa dalam wujud terdapat tiga macam roh, tumbuh-tumbuhan, roh binatang dan roh manusia. Ketiga roh itu tersebut memepunyai daya makan, berkembang biak, menangkap dengan panca indra, dan khusus untuk roh manusia mempunyai daya berfikir. Daya berfikir ini disebut nous, dan terbagi menjadi dua yaitu nous pasif dan nous aktif ,nous pasif digerakkan oleh nous aktif
 Plotinus, roh manusias berasal dari roh alam yang mempunyai dua bagian, bagian yang tertingi merupakan tujuan nous dan bagian yang terendah berhubungan dengan badan manusia. Yang membawa manusia pada kejahatan ialah bagian rendah dari roh yang terjebak pada dunia materi oleh karena itu perlu pimpinan baik dari bagian roh yang tertingi. Jika bagian rendah itu telah dapat dikuasai maka akan terlepas dari dunia materi dan kembali kealam roh, roh kekal karena bukan merupakan bentuk dari materi tetapi esensi.




KONSEP ROH DALAM FALSAFAT ISLAM
-Al-FARABI
Abu Nasr Muhammad Al-Farabi (872-952) terkenal denga falsafahnya tentang akal yang sepuluh. Akal satu bersifat tentng Yang Maha Satu dan timbul akaldua yang berpikir zatnya sendiri dan dari pemikiran ini timbullah langit pertama. Akal ke tiga bintang- bintang, akal empat, saturnus. Akal lima, Jupiter. Akal enam, Mars. Dari Akal enam, akal dua,dan matahari. Dari pemikiran akal tujuh: akal delapan, dan venus.dari pemikiran akal delapan akal sembilan,dan merkurius, dari pemikiran akal sembilan: akal sepuluh dan bulan. Sama dengan Aristoteles ia berpendapat bahwa roh mempunyai daya-daya lebih lanjut lagi terdapat pula daya akal praktis dan teoritis. Akal praktis menunjukkan perhatian pada alam materi sedang teoritis pada alam spiritual.
-IBNU SINA (980-1037)
Pendapat Ibnu Sina ini sama dengan Aristoteles dan Al-Farabi.khusus pada roh binatang selain daya gerak, dan daya mengetahui. Daya tersebut akhirnya menjadi dua bagian: (1) mengetahui dari luar panca indra dan (2) mengetahui dari dalam dengan panca indra dalam yaitu indra, khayal, imaginasi, wahmiyah yang melepaskan arti dari gambaran-gambaran yang diterima, indra pemelihara. Roh manusia mempunyai dua daya yaitu praktis dan teoritis yang mempunyai empat tingkatan: (1) akal material untuk berfikir secara abstrak, (2) akal malaka untuk berfikir secara abstrak. (3) akal aktual untuk berfikir secara abstrak. (4) akal perolehan, sanggup berfikir abstrak tanpa daya upaya.
AL-GHAZALI (1050-1111)=IBNU SINA
Beliau membedakan antara ruh dan nafs.ruh terdapat pada tumbuhan, hewan dan manusia sedang nafs hanya pada manusia. Ruh mempunyai arti nyawa, nafs mengandung arti jiwa yang mempunyai daya berfikir. Nafs mempunyai dua daya: praktis yang menggerakkan manusia dan teoritis untuk menangkap pengetahuan- pengetahuan. Nafs merupakan suatu substansi yang berdiri sendiri yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia yang lahir didunia. Nafs dijadikan, artinya mempunyai permulaan dan bersifat kekal, tidak hancur.



Filsafat Agama Filsafat Agama Reviewed by zaenal abidin fauzi on Sunday, January 24, 2010 Rating: 5

1 comment:

ads 728x90 B
Powered by Blogger.