MASYARAKAT TANPA KELAS FERSUS MUHAMMAD SAW DAN KARL MARK

Manusia sebagai ciptaan tuhan yang memiliki potensi, berfikir, membukan mata pencahrian hidupnya selama menghamba kepada tuhan yang maha esa. Suasi dan kondisi berjalan tampa mengenal nasib dan kenikmatan dunia yang dirasakan walau hanya sedetik dalam hitungan jam. Bosan dan kontradiksi dalam beriteraksi menjalin hubungan antara perbedaan paham sesuai dengan keyakinan, budaya, dan mutli idiologi.

Hakekat setiap manusia (ciptaan tuhan), terlepas dari pengaruh produk lingkungannya terkadang adanya pengaruh system-sistem internal dan eksternal dalam kondisi tertentu, politik, dan budaya. Ketika nalar idiologi manusia hanya memiliki satu pemahaman tanpa mendekati sebuah pemikiran dan penafsiran kembali, maka pemikiran dengan dirinya sendiri membangun kehidupan yang tidak bermakna dan kondisi seperti ini, akan membawa dampak hidup yang berlatar (backround) bertolak belaka terhadap hakikat sebagai hamba-Nya.

Sedangkan gerakan yang dikonsumpis dan produk melalui pemikiaran tekstual, dampaknya sebagai agen perubahan (agent of change). Sebagai hadits nabi yang artinya “sesungguhnya aku diutus kedunia hanya untuk emnyempurkana akhlak”. Kaum buruh yang bergerak karena realita yang menunjukkan bahwa refolusi yang mereka dukung tidak memberikan perubahan nasib setiap kelompok tertentu. Akibatnya sebagai agent of change yang antek-anteknya selalu berujuang kekuasaan yang terselubung.

Seperti refolusi prancis ini menjadi sangat penting, Krena pada saat itulah berjuang dan menyebar semangat refolusioner pada seluruh rakyat eropa yang sudah bosan mekihat tekanan pajak yang semena-mena dilakukan oleh para bangsawan. Perkumpulan yang dilakukan demi tercapainya rakyat eropa lepas dari tekanan semena-mena dan perkumpulan tersebut dilakukan di propensi Rhein dijerman yaitu tempat kelahiran karl marx.

Latar belakang histories karl marx yang hidup dalam ketimpangan social ekonomi akibat dari adanya perubahan produk-secara langsung fase tidak manusiawi, kesengsaraan manusia akibatnya hidup yang menyedihkan.