Seo Services

Pendidikan Profesional

Pendidikan Profesional

"Pekerjaan itu dilakukan sesuai dengan keahliannya dan dikerjakan secara sungguh-sungguh (itqan) dan rapi (ihsan)" (HR Thayalisi).
Undang-undang tentang guru dan dosen Tahun 2005, Bab I Pasal 1"Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Interaksi pendidik terhadap anak didik banyak terjadi di dalam ruang kelas Amanah UU pendidikan Guru profosional adalah agar guru dapat meningkatkan kemampuan akademis, mereka mampu menjadi guru profosional
Margaret Meid (antropologi amirika), "karena aku ingin cukup memperoleh pendidikan aku melarang dia pergi ke sekolah"
Untuk menciptakan kadar profesionalitas dalam melaksanakan visi-misi sebagai pendidik institusi persyaratan dasarnya adalah tersedianya sumber daya manusia yang andal, pekerjaan yang terprogram dengan baik, dan waktu yang tersedia untuk melaksanakan program tersebut serta adanya dukungan dana yang memadai. Sedangkan bagi seorang pimpinan yang profesional dituntut persyaratan antara lain mampu mengakomodir seluruh potensi yang dimiliki oleh sumber daya yang tersedia (atau meningkatkan keandalan staf) , bisa menempatkan staf sesuai dengan ketrampilan dan keahliannya (sehingga menghasilkan kinerja yang sinergis), dan mempunyai sikap disiplin terhadap waktu yang telah ditetapkan sebagai batas penyelesaian serta prioritas sebuah program, serta memberikan peluang bagi sistem untuk meningkatkan kesejahteraan.
Banyak contoh yang bisa disebut. Misalnya, hanya karena perbedaan pendapat (partai, pendapat, pemikiran, dan seterusnya), maka seolah “sah” bagi seseorang untuk mencaci, menyudutkan, dan menyalahkan orang yang berbeda tersebut. Di jalan raya, banyak orang berkendaraan motor tanpa mengindahkan orang lain. Gotong-royong sebagai wujud dari atta’awun, mulai ada pergeseran dengan masuknya kepentingan materi (pamrih). Di sekolah, pendidikan sudah mengalami pergeseran ke pengajaran, seolah-olah guru hanya memiliki kewajiban mengajar (mentransfer ilmu), bukan mendidik. Dan tentu saja masih banyak contoh lain. Contoh-contoh di atas sebenarnya menunjuk pada satu persoalan yaitu, pudarnya akhlak (terutama akhlak terhadap sesama).

"Adabul Ma'i Khaoirun Min Dzahabihi" (pendidikan lebih berharga bagi manusia dari pada emasnya). Pepatah Arab ini menginspirasikan makna bahwa pendidikan memikul beban amanah membangun suatu peradaban yang bermuara pada wujudnya tatanan masyarakat yang sejahtera lahir batin
Akhirnya, profesional mandiri adalah teknisi yang mempunyai banyak kepedulian dengan daftar acak ini:
Menyiasati pekerjaan dengan melihat permasalahan yang harus diatasi, masalah yang muncul harus dicermati sebagai tantangan dan diantisipasi secara proaktif (mengantisipasi sesuatu dan bukannya menunggu sampai harus ditugaskan) untuk melakukan sesuatu khususnya untuk mengeliminir masalah dini yang akan menjadi masalah potensial ;
Memperlihatkan sikap akan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai bobot tugas (adalah nilai suatu tugas yang antara lain ditentukan oleh dasar berat ringannya beban tugas, luasnya lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang, dan dampak yang ditimbulkan) serta kompetensi (adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang .
Mengingatkan dirinya untuk terus meningkatkan kemampuan diri dengan belajar secara mandiri mengenai bidang garap yang sedang digeluti. Belajar dari pengalaman dan lingkungan, karena kondisi ini yang menyebabkan orang merasa profesional atau sebaliknya merasa hanya berlari di tempat ;
Guru, adalah sebagai pendidik profesional di sekolah (pembahasan ini sangat umum bisa berlaku untuk semua jenjang serta jnis sekolah).
Kondisi masyarakat yang semakin maju, yang ditandai dengan rasionalisasi dan berkarya, yang mengutamakan efiseiensi yang menuntut disiplin sosial yang tinggi terhadap warganya, yang berorentasi pada mutu (baik dalam proses mapun hasil kerja) yang semakin menuntut kemampuan bekerja sama atau beroraganisasi diantara waragnya, yang menuntut warganya untuk selalu mengusai ilmu atau dalam segala bidang kehidupannya, semakin gambling bahwa masyarakat tersebut menerlukan sekolah dan atau guru.
Dengan kata lain, bahwa dalam kondisi masyarakat modern sekarang ini, jelasnlah bahwa orang tuua (sepandai apa paun) tidak mampu membimbing anak-anaknya yang diakibatkan oleh kesibukan aktivitas diluar. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi guru dalam sekolah atau guru dalam masyarakat modern semakin penting.
Citra guru di masyarakat atau di negara kita berubah dari waktu ke waktu. Perubahan citra guru tersebut dipengaruhiu oleh perubahan aspirasi (penilaian serta pengahargaan) warga masyarakat terhadap jabatan guru, unjuk kerja para para gur yang berkarya (performance) dan adanya perubahan persyaratan jabatan gurusebagai dampak kemajuan ilmu serta teknologi.
Di masyarakat kita sekarang ini, tampak adanaya gejala yang kurang menguntungkan seghubungan dengan pembibitan calo guru. Remaja yang potensial (sehat, ulet, kreatif, dan berintlegensi relatif tinggi) jarang secara spontan tertarik untuk memasuki pendidikan calon guru (sebagai pilihan pertama guna melajutkan pendidikan selamat sekolah masing-masing).
Keberhasilan mahasiswa dalam belajar tidak terlepas dari peran aktif dosen yang mampu memberi motivasi dan dapat menciptakan iklim belajar yang harmonis, kondusif dan menggairahkan dan mampu memberi semangat kepada mahasiswa. Di samping itu, keberhasilan juga ditentukan oleh seberapa besar tujuan belajar dapat dicapai, yang diukur dari hasil belajar dan dinyatakan sebagai efektivitas belajar.
Mengingat luas masalah yang dipaparkan dan banyak faktor yang berpengaruh, maka penelitian ini dibatasi pada faktor yang berhubungan dengan efektivitas belajar. Faktor-faktor tersebut meliputi (1) motivasi keberhasilan, (2) kreativitas, (3) persepsi mahasiswa terhadap kemampuan dosen.
Oleh karena itu, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : (1) apakah ada pengaruh dari motivasi keberhasilan terhadap efektivitas belajar?, (2) apakah ada pengaruh dari kreativitas terhadap efektivitas belajar? (3) apakah ada pengaruh dari persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen terhadap efektivitas belajar? dan (4) apakah ada pengaruh dari motivasi, kreativitas, dan persepsi mahasiswa tentang kemampuan dosen secara bersama - sama terhadap efektivitas belajar?
Saran: GURU SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL
Berbicara tentang cita-cita anak-anak di masa sekarang tentu sudah akan berbeda dengan 20 bahkan 10 tahun yang lalu, dimana lebih banyak anak yang bercita-cita menjadi dokter, pengacara, maupun pilot. Kemudian dimana anak-anak memposisikan guru? Bukankah setiap hari mereka selalu berhadapan dengan guru mereka dan berinteraksi dengan mereka?

Berbicara mengenai guru, tentu yang akan terlintas dalam benak kita adalah gaji yang sedikit serta kualitas mereka. Jika kita sering memperhatikan berita-berita yang ada di surat kabar, cerita tentang nasib guru bukanlah cerita yang menyenangkan, akan tetapi cerita yang suram dan menyedihkan. Misalnya nasib guru kontrak yang ada di wilayah-wilayah pelosok Indonesia. Hal ini tentu dapat dijadikan refleksi bagi institusi penghasil guru serta pemerintah.

Ketika kondisi pendidikan di Indonesia semakin memprihatinkan, dimana biaya pendidikan semakin mahal, masyarakat menuntut kualitas pengajaran yang baik. Sebagaimana dikemukakan oleh Freire (2002), pendidikan harus melibatkan tiga unsur sekaligus dalam hubungan dialektisnya yang ajeg, yaitu pengajar, pelajar atau anak didik, serta realitas dunia, maka kita tidak dapat menyalahkan guru semata yang mungkin dinilai tidak qualified untuk mengajar, melainkan kita juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang lain yang mendukung kondisi pendidikan kita.

Peningkatan kualitas para guru memang masih dipertanyakan sampai sekarang ini. Fenomena yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa banyak para sarjana di bidang non kependidikan mengambil alternatif program tambahan Akta IV atau program kependidikan guna mendapat sertifikat supaya dapat menjadi guru. Pada umumnya mereka mengambil alternatif Akta IV sebagai alternatif terakhir mengingat pekerjaan yang lain sangat sulit diperoleh. Bagaimana dengan kualitas mereka, benarkah mereka mampu menjadi guru sebagai tenaga profesional?

Terkadang manusia melihat suatu jenis pekerjaan berdasarkan prestigenya. Seperti menjadi dokter tentu masyakarat akan lebih menghargainya dibandingkan guru. Selain gaji yang berbeda, proses pembelajaran yang dijalani oleh calon dokter juga berbeda dengan calon guru. Sehingga sudah merupakan hal yang lumrah dimana gaji yang mereka peroleh di masa bekerjanya cukup besar yaitu seimbang dengan biaya yang dikeluarkan selama proses belajar untuk menjadi dokter.

Alangkah bahagianya para guru itu jika mendapatkan reward yang hampir sama dengan dokter. Mereka tidak harus terus mengemban label "pahlawan tanpa tanda jasa" bukan? Sebaiknya institusi penghasil guru perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1) Memperbaiki kurikulum perkuliahan dengan menekankan pada kompetensi guru yang berkualitas; 2) Memasukkan program pembekalan lapangan dalam proses belajar-mengajar selama jangka waktu 1 tahun di sekolah-sekolah yang membutuhkan tenaga pengajar sebagai wahana pembentukan tenaga guru yang profesional.

Kemudian dari pemerintah diharapkan dapat melaksanakan program penempatan guru di wilayah-wilayah pelosok Indonesia yang masih banyak mnembutuhkan guru dengan memberikan gaji yang sesuai, oleh karena itu anggaran pendidikan perlu ditingkatkan. Peningkatan anggaran ini tidak hanya untuk mensejahterakan guru sebagai tenaga pengajar, melainkan juga untuk mengembangkan program-program untuk meningkatkan mutu pendidikan. Semua usaha ini jika dapat dilaksanakan secara sinergis maka sedikit demi sedikit akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia yang selama ini masih merupakan suatu impian masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pendidikan Profesional Pendidikan Profesional Reviewed by zaenal abidin fauzi on Wednesday, November 12, 2008 Rating: 5

No comments:

ads 728x90 B
Powered by Blogger.