Seo Services

Filsafat Ilmu

A. DEFINISI FILSAFAT ILMU
Lahir, tumbuh dan kokohnya ilmu menimbulkan persoalan-persoalan yang berada diluar minat, kesempatan, atau jangkauan dari ilmuan sendiri untuk menyelesaikannya. Tetapi, ada sebagian cendikiawan yang dengan budinya mencoba menemukan jawaban-jawaban yang kiranya tepat terhadap berbagai persoalan yang menyangkut ilmu itu.

Mereka ini ialah para filosof yang dengan pemikiran reflektif berusaha memecahkan persoalan-persoalan termaksud. Pemikiran para filisof itu mengenai ilmu merupakan filsafat ilmu (Philosophy of Science) berbagai definisi Philosophy of Science dari para filosof dapat dikutipkan sebagai berikut:
a. Dari Robert Ackermann
Filsafat Ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat pendapat lampau yang telah dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian jelas bukan suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik ilmiah senyatanya.

b. Dari A. Cornelius Benjamin
Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan penganggapan-penganggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual.
c. Dari Stephen R. Toulmin
Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah, prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, peranggapan-peranggapan metafisis dan seterusnya dan selamjutnya menilai landasan-landasan bagi kesahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika.
Menurut pemahaman kami filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Landasan dari ilmu itu mencakup :
- Konsep-konsep pangkal
- Anggapan-anggapan dasar
- Asas-asas pemulaan
- Struktur-struktur teoritis
- Ukuran-ukuran kebenaran ilmiah

B. OBYEK FORMAL DAN OBYEK MATERIAL
Obyek material adalah fenomena-fenomena didunia ini yang ditelaah oleh ilmu, sedang obyek formal adalah pusat perhatian dalam penelaahan ilmuan terhadap fenomena itu. Penggabungan antara obyek material dan obyek formal sehingga merupakan pokok soal tertentu yang dibahas dalam pengetahuan ilmiah merupakan obyek yang sebenarnya dari cabang ilmu yang bersangkutan. Pembagian obyek-obyek itu dikemukakan oleh George Klubertanz. Penjelasan yang diberikannya berbunyi demikian :
Obyek material secara tak menentu dan dalam keseluruhannya menunjukkan pokok soal suatau pengetahuan (terutama suatu pengetahuan demonstratif) dalam hubungan dengan proposisi-proposisi yang dapat dibuat tentangnya. Dengan kata sifat “material” kita tidak mengimplikasikan bahwa ada materi dalam susunan pokok soal itu, kita bermaksud menunjukkan bahwa obyek itu bagi pengetahuan seperti bahan-bahan bagi seorang seniman atau seorang tukang.
Bila kita memandang pengetahuan-pengetahuan demonstratif sebagaimana telah dikembangkan dewasa ini, kita menemukan bahwa ada pengetahuan-pengetahuan berbeda-beda tentang pokok soal yang sama ( misalnya, Biologi, Psikologi, dan Filsafat kodrat manusia mempunyai sekurang-kurangnya sebagian, pokok soal yang sama, manusia). Dan semuanya itu bermaksud menemukan apa yang dapat diketahui tentang manusia, semuanya itu mempunyai obyek material yang sama. Lalu apa perbedaaannya ? cara-cara mengetahui, dan macam-macam pengetahuan yang diperolehnya, berbeda-beda, macam perbedaan ini adalah obyek yang dipandang secara eksplisit sebagaimana obyek itu dapat diketahui. Oleh karenanya, cara pengetahuan kita, asas-asas yang kita pakai, jenis argumentasi yang kita gunakan, termasuk dalam pengertian obyek formal. Untuk memberikan lukisan yang cermat dan lengkap tentang suatu pengetahuan, kita menunjukkan obyek materialnya sebagaimana dicirikan oleh obyek formalnya, ini kita sebut obyek sebenarnya dari suatu pengetahuan.


C. LINGKUP FILSAFAT ILMU
Filsafat ilmu sampai tahun 90an ini telah berkembang begitu pesat sehingga menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Lingkupan filsafat ilmu sebagaimana telah dibahas oleh para filosof dewasa ini dapat dikemukakan secara ringkas dibawah ini.
a. Peter Angeles
Menurut Filosof ini filsafat ilmu mempunyai empat bidang konsentrasi yang utama :
1. Telaah mengenai berbagai konsep, peranggapan, dan metode ilmu, berikut analisis, perluasan, dan penyususnannya untuk memperoleh pengetahuan yang lebih ajek dan cermat.
2. Telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu berikut struktur perlambangannya.
3. Telaah mengenai saling kaitan diantara berbagai ilmu.
4. Telaah mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang berkaitan dengan pencerapan dan pemahaman manusia terhadap realitas, hubungan logika dan matematika dengan realitas, entitas teoritis, sumber dan keabsahan pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan.
b. A. Cornelius Benjamin
Filosof ini membagi pokok soal filsafat ilmu dalam tiga bidang :
1. Telaah mengenai metode ilmu, lambang ilmiah, dan struktur logis dari sistem perlambangan ilmiah
2. Penjelasan mengenai konsep dasar, peranggapan dan pangkal pendirian ilmu, berikut landasan-landasan empiris, rasional, atau pragamatis yang menjadi tempat tumpuannya.
3. aneka telaah mengenai saling kait diantara berbagai ilmu dan implikasinya bagi suatu teori alam semesta seperti idealisme, materialisme, monoisme, atau pluralisme.
c. Edward Madden
Filosof ini berpendapat bahwa apapun lingkup filsafat umum, tiga bidang tentu merupakan bahan perbincangannya, yaitu :
- Probabilitas
- Induksi
- Hipotesis

D. PROBLEM-PROBLEM DALAM FILSAFAT ILMU
Problem menurut definisi A. Cornelius Benjamin ialah suatu situasi praktis atau teoritis yang untuk itu tidak ada jawaban lazim atau otomatis yang memadai, dan yang oleh sebab itu memerlukan proses-proses refleksi.
Banyak sekali pendapat para filosof ilmu mengenai kelompok atau perincian problem apa saja yang diperbincangkan dalam filsafat ilmu. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas perlulah kiranya dikutipkan pendapat. Pendapat yang berikut :
1. A. Cornelius Benjamin
Benjamin memerinci aneka ragam problem itu dalam tiga bagian pertama persoalan mengenai hubungan-hubungan teoritis antara ilmu yang satu dengan yang lain dan antara ilmu-ilmu dengan usaha-usaha manusia yang lain untuk memahami, menilai, dan mengendalikan dunia kedua persoalan yang bersangkut paut dengan implikasi –implikasi teoritis dari kebenaran-kebenaran tertentu dalam ilmu sejauh ini mengubah pertimbangan-pertimbangan kita dalam bidang-bidang lain dari pengalaman kita ketiga persoalan yang bertalian dengan efek-efek praktis, yakni efek-efek dari penemuan-penemuan ilmiah terhadap misalnya bentuk pemerintahan, cara hidup, kesehatan dan rasa senang.
2. Victor Lenzen
Filsosof ini mengajukan dua problem :
a. Struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah
b. Pentingnya ilmu bagi praktek dan pengetahuan tentang realitas
3. B. Van Fraassen dan H. Margenau
Menurut kedua ahli ini problem-problem utama dalam filsafat ilmu setelah tahun-tahun 60an ialah :
a. Metodologi
b. Landasan Ilmu-ilmu
c. Ontologi
Filsafat Ilmu Filsafat Ilmu Reviewed by zaenal abidin fauzi on Friday, January 29, 2010 Rating: 5

No comments:

ads 728x90 B
Powered by Blogger.